Rabu, 16 Juli 2008

TNI Akan Periksa Kesehatan Psikologis Prajuritnya

TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menyatakan, TNI akan segera melakukan evaluasi kesehatan psikologis prajuritnya. Pernyataan itu disampaikan Jenderal Sutarto usai menghadiri rapat polkam di kantor Menko Politik Hukum dan Keamanan terkait insiden penembakan prajurit TNI yang bertugas pada pengaman KTT KAA di Senayan, hari Minggu (24/4) lalu. "Kami akan evaluasi mengapa itu sampai terjadi, bahwa ada suatu tindakan prajurit seperti itu?"kata Sutarto kepada wartawan, hari ini Selasa (26/4).

Insiden tersebut bagi TNI merupakan pengalaman pahit sehingga dari sana pihak TNI akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah agar tidak terulang kembali. "Bukan hanya menangani apa yang sudah terjadi,"kata Sutarto.

TNI, khususnya dari segi psikologi, akan melihat sejauh mana kesehaan psikologis prajurit. "Apakah karena tekanan penugasan yang begitu tinggi atau ada masalah-masalah lain. Atau karena orang ini (pelaku penembakan) punya kelainan (jiwa) dan kenapa lolos bisa bertugas?" kata Sutarto.

Panglima Sutarto menyatakan, seyogyanya setiap kali ada penugasan harus ada pemeriksaan psikologis tehadap semua prajurit yang bertugas, seperti tugas penjagaaan KTT KAA. "Tetapi ini,kan, tidak mudah dan biaya juga mahal," katanya.

Sutarto juga mengeluh tingkat penugasan yang tinggi terhadap prajurit tetapi pendanaannya tidak maksimal. Akibatnya TNI tidak maksimal pula melakukan pemeriksaan psikologis terhadap prajuritnya.vSelama ini, TNI pada dasarnya hanya melakukan aspek pengamatan pada prilaku sehari-hari prajuritnya.

Ketika ada prajurit yang memiliki kecenderungan prilaku yang aneh, oleh komandannya akan diidentifikasi dan kepadanya diharuskan melakukan pemeriksaan psikologis sebelum bertugas. "Namun tidak bisa semua diperiksa ketika akan diberangkatkan tugas karena waktu dan ongkosnya yang banyak,"kata Sutarto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar