Rabu, 16 Juli 2008

Polisi Tembak Putra Kiai di Cianjur

TEMPO Interaktif, Cianjur:Abdul Rauf, 28 tahun, putra Buya Iskandar, kiai pengasuh Pondok Pesantren Taluk Agung di Kecamatan Cijati, Cianjur, Jawa Barat masih tergolek lemah. Betis kirinya bolong dan bengkak di sekitarnya. Abdul Rauf ditembak polisi dari Sektor Kadupandak, Cianjur, Selasa pekan lalu (15/3).

Menurut Abdul Rauf, kejadiannya berawal saat ia hendak pergi ke Banjarsari, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi untuk mengambil karung dengan mengendarai sepeda motor. Karung tersebut rencananya akan dipakai tempat padi yang akan dibelinya. Namun belum sampai di tempat yang dituju, di tengah perjalanan, tepatnya di daerah yang agak jauh dari penduduk di Kampung Cikeuyap, Desa Warga Tunggal Kecamatan Kadupandak, Rauf mencoba menyalip sepeda motor yang ada di depannya. Rupanya sepeda motor yang disalip tersebut membuntutinya dan menyuruh berhenti. "Orang itu menyuruh saya berhenti sambil menanyakan saya orang mana dengan nada yang kasar. Karena takut saya hanya menoleh dan tancap gas, sebab seminggu sebelumnya di daerah itu saya pernah dipalak oleh orang tak dikenal,"ujar Rauf.

Karena panik, sepeda motor yang dikendarainya melindas lubang dan secara bersamaan terdengan suara letusan. "Saya tidak tahu pasti suara letusan apa itu, tapi yang pasti ban motor saya seketika kempes. Begitu bangkit saya kembali lari sekuat tenaga, setelah itu tidak ingat apa apa lagi. Saya tersadar saat sudah berada di rumah dikerubuti orang banyak,"katanya.

Belakangan diketahui, korban yang dalam kondisi pingsan di jalan, ditemukan oleh warga serta dibawa ke rumah seorang warga. Sementara itu, sepeda motornya dibawa ke bengkel oleh orang yang mengejarnya yang belakangan diketahui bernama Cecep, aparat polisi dari Polsek Kadupandak berpangkat Brigadir Polisi Satu. Warga mengenali korban sebagai putra ajengan dan tokoh masyarakat setempat. Warga selanjutnya mengantarkan korban ke rumahnya. Sedangkan Briptu Cecep yang mengetahui bahwa korban adalah putera pengasuh pondok pesantren terkenal, langsung meninggalkan sepeda motor di bengkel. "Saya dan keluarga heran, kenapa begitu tahu korban putra Buya, polisi itu malah pergi. Kalau tidak merasa bersalah melakukan penembakan, seharusnya kan menolong keponakan saya,"ujar Samsudin, paman korban.

Sekitar pukul 18.30 WIB lalu, puluhan massa yang emosional begitu mendengar kabar putra kiai pesantren Taluk Agung ditembak aparat polisi, menyerbu dan merusak Markas Polsek Kadupandak. Massa semula ingin mencari Briptu Cecep, namun yang dicari tidak ada di tempat. Lantaran merasa tidak puas, massa pun melakukan aksi pelemparan hingga menyebabkan kaca-kaca dan genting Mapolsek luluh-lantak.

Abdul Rauf,s empat dibawa ke rumah sakit Samsuddin (Bunut), Sukabumi, namun, karena pelayanan kuranbg memuaskan korban kembali dirawat di Rumah Sakit Alfiah, Cianjur.

Samsudin berharap ada penyelasain dari pihak kepolisian. Namun, sampai saat ini belum ada penyelesaian masalah tersebut. "Memang sudah banyak petugas yang datang ke rumah, baik dari Kepolisian Resort Cianjur maupun Kepolisian Daerah Jawa Barat, namun belum mengarah pada upaya penyelesaian. Kalau pihak kepolisian mau bertanggung jawab, kami selalu membuka diri,"ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar