Jumat, 27 Juni 2008

Demo/ Protes

AKSI DEMO SOLIDARITAS TRAGEDI FREEPORT BERAKHIR DENGAN PEMBAKARAN BENDERA AMERIKA DI DEPAN KEDUBES
By SPMNews Jakarta
Jan 23, 2006, 12:35

Jakarta SPMNews -
Pada hari ini Senin 23 Januari 2006 ratusan warga dan Mahasiswa Papua se Jawa Bali menggelar aksi demonstasi di Jakarta, mereka mengawali aksi demonstrasinya di Bundaran Hotel Indonesia, yang dilanjutkan dengan melakukan aksi serupa di depan Istana Merdeka, dan Kedubes AS.


Para demonstran mengenakan berbagai macam kostum dan pakaian adat Papua, seperti koteka, Sali dan panah. Ada juga yang menggunakan rumbai-rumbai dan berbagai macam hiasan di wajah khas Papua.

Berbagai macam spanduk dan poster juga mereka gelar. Antara lain bertuliskan: "In West Papua Still Continue Genocide", "Bebaskan Delapan Tahan Sipil Tanpa Syarat", "PT Freeport Indonesia Hentikan Eksplorasi Pertambangan di Tanah Papua Segera" dan "Referendum for Papua".

Aksi mereka di Bundaran HI hanya berlangsung sekitar 15 menit yang dilanjutkan dengan long march ke Istana Merdeka. Dalam perjalanan menuju Istana Merdeka para demostran menggunakan jalur busway, akibatnya jalanan di sepanjang Jalan MH Tahmrin pun macet.

Setibanya mereka di depan Istana Merdeka, mereka melakukan orasi dan aksi teatrikal yang menggambarkan kekerasan TNI-Polri dan mempertanyakan penangkapan Pendeta Izak dan tujuh orang sipil lainnya.


Juru bicara aksi Arkilaus Boho mengatakan, kasus Nil 62-63 adalah murni kepentingan TNI-Polri. Mereka sengaja menciptakan situasi yang tidak kondusif agar dana PT Freeport mengucur ke mereka.

Tak lama kemudian Empat pleton polisi dari Polres Jakarta Pusat dan Polsek Gambir langsung menyambut mereka. Mereka lalu menggelar orasi dan aksi teatrikal yang menggambarkan penyiksaan seseorang berpakaian tentara kepada masyarakat adat dan menari-nari mengelilingi api yang mereka bakar bendera tersebut.

Mereka juga melakukan pembakaran dua bendera AS, satu bendera Freeport dan atribut tentara yang dipakai saat aksi teatrikal.

Arkilaus Boho, mengatakan, Kedubes AS memang salah satu sasaran demo yang dituju. Sebab Freeport adalah perusahaan AS. "Dan kami menuntut agar Freeport ditutup sekarang ini juga.


Anggota DPR dari Komisi XI Inya Bae asal Papua yang ikut dalam demo itu mengatakan, penangkapan terhadap 12 warga sipil di Timika, Papua, beberapa waktu lalu, salah alamat. Ada ketidakwajaran, mengingat empat dari 12 orang itu berumur 12-14 tahun.

Masih menurut Arkilaus Ketidakwajaran lainnya adalah isi magazin. Biasanya, imbuh dia, dalam satu magazin berisi 30 peluru. Namun di mobil saat penangkapan terdapat 130 peluru. "Tidak masuk akal bila Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang berada di belakang aksi tersebut," katanya.

Tepat pukul 14.00 WIB Demo diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh salah satu anggota aksi dan merekapun membubarkan diri sambil menari-nari sambil mengelilingi bendera Amerika dan dan bendera Freeport yang mereka bakar di Depan Kedubes Amerika. (ktk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar